TIMES TEMANGGUNG, JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie mengatakan, juru bicara (Jubir) dari masing-masing tim sukses (Timses) paslon Pilpres 2019 harus lebih aktif.
Pasalnya, belakangan ini terlihat kedua kandidat pilpres kerap menunjukkan sikap yang reaktif terhadap isu-isu yang berkembang.
Misalnya saja, kubu Jokowi yang menyindir soal Propaganda Rusia dan Konsultan Asing. Di sisi lain, kubu Prabowo yang menyebut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sebagai menteri pencetak utang.
"Sebaiknya kita tidak usah saling menghujat, tidak usah saling aksi reaksi," ujar Jimly kepada TIMES Indonesia, di kantor ICMI, kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019).
Sebab menurut dia, masyarakat sekarang sudah cerdas dan bisa membedakan mana yang benar tanpa harus dilakukan klarifikasi.
"(Paslon) gak usah ada reaksi dari serangan lawan. (Klarifikasi) itu tugasnya juru bicara saja, sebaiknya jubir lebih aktif, jangan paslon yang banyak bereaksi," tukasnya.
Dirinya lantas berharap dalam sisa waktu kurang lebih dua bulan ini, kedua kubu dapat menunjukkan kampanye yang positif dalam menarik simpati pemilih.
Apalagi lanjutnya, sebagai calon pemimpin tentu sikap kedua paslon tersebut akan mempengaruhi relawan dan timsesnya masing-masing.
"Nanti akan diikuti secara lebih keras di bawah. Maka kita boleh meramal ini akan jadi lebih keras karena tokoh utamanya (Paslon) mulai keras," tandas Jimly Asshiddiqie. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jimly Asshiddiqie: Jubir Timses Harus Aktif agar Paslon Tak Reaktif
Pewarta | : Rahmi Yati Abrar |
Editor | : Yatimul Ainun |