TIMES TEMANGGUNG, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menegaskan bahwa Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) tidak akan dilibatkan dalam pengiriman bantuan ke Jalur Gaza. Rubio menilai lembaga tersebut telah menjadi “bawahan Hamas” dan kehilangan independensinya.

“UNRWA tidak akan memainkan peran apa pun di sana... UNRWA sudah menjadi bawahan Hamas,” kata Rubio kepada wartawan saat berada di Israel, Jumat (24/10/2025).

Menurut Rubio, saat ini terdapat sekitar delapan hingga dua belas organisasi yang terlibat dalam penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza, termasuk organisasi Samaritan’s Purse, di samping kehadiran PBB yang juga masih aktif. Ia menegaskan bahwa AS siap bekerja sama jika koordinasi antar lembaga bantuan berlangsung secara efektif dan transparan.

Pernyataan Rubio muncul hanya dua hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan bahwa Israel wajib memfasilitasi operasi bantuan PBB, termasuk yang dijalankan oleh UNRWA, di wilayah Gaza.

Dalam putusannya, ICJ menyebut bahwa sesuai Pasal 105 Piagam PBB, Israel harus menghormati hak istimewa dan kekebalan lembaga-lembaga PBB, termasuk entitas dan pejabat yang bertugas di Palestina.

Meski menuding bahwa UNRWA disusupi oleh Hamas, Israel belum menyampaikan bukti kuat bahwa sebagian besar pegawai badan PBB itu terlibat dengan kelompok perlawanan bersenjata, sebagaimana disampaikan hakim ICJ Yuji Iwasawa dalam sidang.

Pihak PBB secara tegas membantah tuduhan adanya keterkaitan antara UNRWA dan Hamas. Dalam konferensi pers di New York, Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak memiliki dasar faktual.

“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa UNRWA beroperasi di bawah pengaruh kelompok mana pun,” ujar Haq, Jumat (24/10).

Kontroversi mengenai hubungan antara UNRWA dan Hamas semakin memperuncing perdebatan internasional terkait distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza, terutama setelah keputusan ICJ yang menuntut Israel mematuhi hukum internasional dalam memfasilitasi operasi PBB.(*)