TIMES TEMANGGUNG, JAKARTA – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah menegaskan bahwa sebanyak 20.000 personel TNI telah dipersiapkan untuk menjalankan misi perdamaian dan kemanusiaan di Gaza. Ia memastikan seluruh prajurit yang disiapkan memiliki kompetensi tinggi dan pengalaman panjang dalam operasi kemanusiaan.
Saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (15/11/2025), Freddy menyebut para prajurit tersebut terbiasa menjalankan operasi militer selain perang (OMSP) di berbagai wilayah, baik dalam negeri maupun luar negeri.
“Personel tersebut berasal dari satuan yang rutin menjalani pembinaan OMSP dan misi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), sehingga kemampuan dasar, interoperabilitas, kesiapsiagaan logistik, dan kemampuan operasi di berbagai medan sudah terbentuk,” ujarnya.
Pasukan Kesehatan dan Zeni Jadi Andalan
Freddy menjelaskan bahwa 20.000 prajurit yang akan dikirim terdiri dari dua unsur utama, yaitu pasukan kesehatan dan satuan Zeni. Keduanya memiliki peran strategis dalam misi kemanusiaan di wilayah konflik.
Tugas mereka mencakup memberikan layanan kesehatan bagi warga terdampak perang serta membangun kembali infrastruktur penting, terutama fasilitas umum yang rusak akibat konflik berkepanjangan.
“Para personel akan dilengkapi dengan fasilitas rumah sakit lapangan, peralatan medis emergensi, ambulans, serta perlengkapan air bersih dan sanitasi. Untuk elemen konstruksi, satuan Zeni juga membawa alat berat dan sarana rekonstruksi,” kata Freddy.
Menunggu Restu Pemerintah dan PBB
Hingga kini, TNI masih menunggu keputusan pemerintah serta persetujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait pengiriman pasukan ke Gaza. Restu tersebut diperlukan agar operasi kemanusiaan berjalan aman dan sesuai mandat internasional.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan bahwa ada dua jalur yang dapat ditempuh Indonesia untuk mendapatkan izin pengiriman pasukan.
“Alternatif pertama adalah di bawah naungan PBB,” ujarnya di Kantor Kementerian Pertahanan (14/10/2025).
Indonesia selama ini dikenal sebagai salah satu negara dengan kontribusi besar dalam misi perdamaian PBB, termasuk di Afrika dan Lebanon. Oleh sebab itu, jalur ini dinilai paling strategis untuk memastikan legitimasi internasional.
Dukungan Negara Kawasan Jadi Penentu
Menhan menambahkan bahwa dukungan dari negara-negara kawasan juga sangat penting dalam proses pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza.
“Bagi negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab, jika mereka menyatakan dukungan, Indonesia akan sangat senang untuk terlibat,” jelas Sjafrie.
Ia menegaskan bahwa Israel juga tidak dapat diabaikan dalam proses ini, mengingat mereka adalah pihak yang sangat berkepentingan dan memiliki otoritas di wilayah konflik.
“Tentu saja termasuk Israel, karena Israel adalah bagian yang sangat kompeten di dalam persoalan ini,” ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Misi ke Gaza, TNI Pastikan 20.000 Personel Berpengalaman
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |