TIMES TEMANGGUNG, JAKARTA – Di ajang Google Cloud Next 2025, Yasmeen—salah satu pemimpin inovasi di Google Cloud—memperkenalkan serangkaian teknologi baru yang diyakini akan merevolusi cara bisnis memanfaatkan data, termasuk data tak terstruktur.
Dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA, perempuan asal Skotlandia ini memaparkan bagaimana teknologi terbaru Google Cloud memungkinkan pengguna menganalisis data secara mendalam hanya dengan bahasa alami, serta mengakses informasi penting dari berbagai sumber tanpa perlu pengolahan manual.
Menyatukan Dunia Data Terstruktur dan Tak Terstruktur
“Inovasi ini memungkinkan kita menganalisis penyebab penurunan arus kas pada bulan tertentu, menggabungkan data faktur, penjualan, dan audiens dari berbagai sumber menjadi satu tampilan terpadu,” kata Yasmeen.
Gebrakan terbesar, lanjutnya, adalah kemampuan membaca dan mengekstrak informasi dari data tak terstruktur seperti dokumen PDF. Pengguna tak lagi harus meninjau setiap file secara manual. Dengan dukungan AI yang tertanam di platform, data penting bisa secara otomatis dikumpulkan dan dikelompokkan.
“Secara historis, tim data tidak menganalisis PDF, gambar, atau dokumen karena terlalu sulit. Jadi sangat menarik melihat kini data tak terstruktur bisa masuk ke dunia analitik,” ujarnya.
Agen Otonom untuk Setiap Pengguna
Google Cloud kini mengembangkan agen data otonom yang memungkinkan setiap pengguna memiliki "asisten" berbasis AI. Ditenagai oleh BigQuery, agen ini dapat mengotomatiskan rekayasa fitur, memilih model analitik terbaik, hingga membangun alur kerja tingkat lanjut.
Fitur unggulan lainnya adalah Looker dengan analitik percakapan hasil kerja sama Google dan DeepMind. Pengguna bisa berbicara layaknya berdiskusi dengan kolega. Agen akan memahami istilah-istilah bisnis seperti "pendapatan" atau "segmen pasar", lalu langsung memproses dan menghitung data secara real-time.
“Kami ingin memangkas waktu agar pelaku bisnis bisa segera merespons sinyal pelanggan dan mengembangkan produk baru, alih-alih terjebak di spreadsheet,” terang Yasmeen.
Solusi untuk “Kemiskinan Data” di Perusahaan
Yasmeen menyebut, salah satu tantangan besar yang dihadapi perusahaan saat ini adalah akses terbatas terhadap data mereka sendiri. Dalam studi internal Google, sekitar 70 persen informasi tidak dimanfaatkan secara maksimal karena sulit ditemukan.
“Banyak yang bilang, saya tidak bisa menemukan datanya, tidak bisa menemukan dasbor, atau bahkan tidak tahu di mana laporannya. Artinya, mayoritas orang dalam perusahaan sebenarnya mengalami ‘kemiskinan data’,” katanya.
Solusi dari Google Cloud, jelas Yasmeen, memberikan akses menyeluruh ke data perusahaan, baik yang terstruktur maupun tak terstruktur. Ia juga memastikan bahwa agen AI hanya akan menggunakan data dari bisnis pelanggan—tanpa mencampurkan sumber data eksternal.
“Pelanggan bisa menyesuaikan agen untuk kebutuhan spesifik mereka,” tambahnya.
Dari Akademisi ke Garda Terdepan AI
Sebelum bergabung dengan Google Cloud, Yasmeen adalah akademisi di bidang ilmu data. Ia memimpin implementasi jaringan data skala petabyte serta merancang model AI dan machine learning untuk sistem proteomik dan genomik.
“Saya selalu tertarik pada hal-hal kompleks dan bagaimana data bisa memecahkan persoalan itu,” ungkapnya.
Kini, ia menikmati peran barunya di industri teknologi—menghubungkan alat teknologi data dengan tantangan bisnis, serta menciptakan solusi untuk hal-hal yang dulunya dianggap mustahil.
“Saya sangat bersemangat berada di garis depan inovasi teknologi, dan ingin terus menjelajahi berbagai industri,” ujarnya.
Yasmeen juga menyoroti pentingnya lingkungan yang mendukung dan inklusif, terutama bagi perempuan yang bekerja di bidang teknologi.
“Saya beruntung memiliki pemimpin yang membuka pintu bagi saya. Pesan saya kepada perempuan lain: cari pemimpin yang mendukungmu, yang membuatmu duduk di meja yang mungkin tak pernah kamu bayangkan sebelumnya,” tutup Yasmeen dengan penuh semangat.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Inovasi Google Cloud Bawa Data Tak Terstruktur Masuk ke Dunia Analitik
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |