TIMES TEMANGGUNG, CIANJUR – Ayam pelung, salah satu plasma nutfah unggulan asli Kabupaten Cianjur, kembali menjadi sorotan dalam ajang Kontes Eksibisi Ayam Pelung yang digelar Kelompok Tani 'Tani Makmur' di Desa Cipetir, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
Sebagai identitas budaya lokal yang kini dikenal secara nasional, ayam pelung asal Cianjur ini memiliki nilai historis dan kultural yang sangat tinggi.
Dikenal karena suara kokoknya yang merdu serta postur tubuh yang besar dan gagah, ayam pelung kini tidak hanya menjadi hewan ternak, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Cianjur.
Kontes ini menghadirkan berbagai kategori penilaian, mulai dari kategori Jajangkar, Bobot Badan, Penampilan, Kategori Umum, hingga Kategori Bintang. Sejumlah peserta dari berbagai daerah turut ambil bagian dalam ajang tersebut, membawa ayam-ayam pelung terbaik mereka.
Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, Camat Cibeber, Kapolsek, Danramil, serta sejumlah organisasi dan stakeholder.
Misalnya Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Himpunan Peternak dan Penggemar Ayam Pelung Indonesia (HIPPAPI), dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA).
Dalam hal ini Ketua Kelompok Tani "Tani Makmur", Agus Abdurrahman, menegaskan bahwa kontes ini telah menjadi bagian dari budaya lokal yang rutin diselenggarakan.
"Kontes ayam pelung ini menjadi bagian dari upaya pelestarian. Kami berharap kegiatan ini dapat mempererat silaturahmi antarpecinta dan pembudidaya ayam pelung, serta menjaga eksistensinya sebagai plasma nutfah lokal Kabupaten Cianjur," ujarnya, Minggu (13/4/2025).
Sementara itu, Ketua DPC HKTI Kabupaten Cianjur, Ir. H. Asep Suswanda, mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menilai pelestarian ayam pelung perlu terus dilakukan dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah.
"Ayam pelung adalah bagian dari kekayaan hayati dan budaya bangsa yang harus dijaga. Kegiatan seperti ini efektif untuk melestarikannya. Pemerintah harus hadir untuk mendukung agar ayam pelung tetap eksis di tengah arus modernisasi," ucap Asep.
Melalui kegiatan ini, diharapkan ayam pelung tak hanya tetap bertahan sebagai aset lokal Kabupaten Cianjur, tetapi juga semakin dikenal dan dihargai sebagai warisan budaya nasional. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Eksibisi Ayam Pelung, Upaya Pelestarian Warisan Budaya Nusantara di Cianjur
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Ronny Wicaksono |